Contact us now for any inquiry about shipment  click here

SindoShipping by Seeds (S) Int P/L Co Reg UEN 202523778K

SindoShipping is more than a courier. It’s the trusted logistics partner that powers Indonesia’s new wave of digital entrepreneurs. With a clean flat-rate model, a laser focus on cross-border pain points, and a digital-first outreach strategy, We are aiming to enable more local business in Indonesia.

We are cross-border logistics and e-commerce enabler that empowers Indonesian resellers, SMEs, and digital sellers to import products seamlessly from Singapore, USA, China, Korea, and other global trade hubs. We combine freight forwarding, warehousing, customs clearance, and last-mile delivery into a single affordable and transparent platform..

Beberapa jenis barang dilarang untuk diimpor ke Indonesia tanpa izin khusus dari kementerian terkait. Salah satu yang paling sering menjadi perhatian adalah produk farmasi seperti obat-obatan, vitamin, dan suplemen kesehatan, yang membutuhkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan kualitas dan keamanannya. Tanpa izin, barang-barang ini dapat disita oleh bea cukai. Mengingat Indonesia adalah salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, aturan ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari produk yang tidak terstandarisasi. Pasar vitamin global saja diperkirakan bernilai USD 151 miliar pada 2023, dengan tren meningkatnya permintaan di kawasan Asia Tenggara. Dengan begitu, peraturan seperti ini juga memberikan tantangan bagi perusahaan global untuk memenuhi standar lokal.

Produk makanan dan minuman tertentu juga termasuk dalam kategori yang membutuhkan izin khusus. Produk makanan olahan atau segar, termasuk daging, susu, dan hasil laut, memerlukan izin dari Kementerian Pertanian dan BPOM. Ini disebabkan oleh kekhawatiran mengenai kesehatan hewan dan manusia, serta risiko penyakit. Dalam konteks global, impor makanan dan minuman bernilai miliaran dolar setiap tahunnya. Indonesia sendiri mengimpor lebih dari USD 10 miliar produk makanan dan minuman pada 2022, dengan pasar utama berasal dari negara seperti Australia dan Selandia Baru. Regulasi ini juga berdampak pada tren perdagangan, di mana eksportir harus beradaptasi dengan kebutuhan sertifikasi dan inspeksi.

Elektronik dan perangkat komunikasi seperti ponsel juga memiliki batasan tertentu. Beberapa perangkat membutuhkan sertifikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memastikan kompatibilitas dengan jaringan lokal. Hal ini menjadi perhatian besar, terutama di era teknologi saat ini di mana permintaan perangkat seperti smartphone terus meningkat. Pada 2023, pasar smartphone di Indonesia mencapai USD 10 miliar, dengan merek-merek seperti Samsung, Oppo, dan Xiaomi memimpin penjualan. Tanpa sertifikasi yang tepat, barang-barang ini tidak hanya sulit masuk ke pasar tetapi juga dapat berdampak negatif pada reputasi merek.

Produk kosmetik dan perawatan kulit juga harus melalui proses izin ketat dari BPOM. Indonesia, yang merupakan salah satu pasar kosmetik terbesar di Asia Tenggara, sangat memperhatikan keamanan dan kandungan bahan dalam produk ini. Dengan pertumbuhan pasar kosmetik yang diperkirakan mencapai USD 8,5 miliar pada 2025, banyak perusahaan internasional yang harus berinvestasi dalam proses sertifikasi untuk memasuki pasar ini. Konsumen semakin sadar akan produk yang halal, aman, dan berkualitas, yang membuat regulasi menjadi semakin penting.

Barang-barang lain seperti senjata api, bahan peledak, dan alat militer hanya dapat diimpor dengan izin khusus dari Kementerian Pertahanan dan instansi terkait. Pembatasan ini penting untuk menjaga keamanan nasional. Di pasar internasional, industri senjata bernilai lebih dari USD 400 miliar per tahun, tetapi hanya sedikit yang relevan dengan Indonesia karena ketatnya regulasi. Hal ini juga mencerminkan posisi Indonesia dalam mengelola keamanan dalam negeri.

Selain itu, barang-barang yang dianggap membahayakan lingkungan seperti limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) memerlukan izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Limbah seperti baterai bekas, bahan kimia, atau sisa produksi industri dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan dan lingkungan. Di tingkat global, pengelolaan limbah industri bernilai lebih dari USD 1 triliun pada 2023, dengan tekanan besar terhadap perusahaan untuk mematuhi regulasi ketat di negara tujuan ekspor.

Produk budaya seperti buku, film, dan media yang berisi konten yang melanggar norma lokal atau dianggap subversif juga dibatasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki kewenangan untuk menyensor dan memberikan izin untuk barang-barang ini. Dengan meningkatnya digitalisasi dan nilai industri media global yang mencapai USD 2,3 triliun pada 2023, pembatasan ini berdampak signifikan pada bagaimana konten asing diserap oleh masyarakat Indonesia.

Barang-barang mewah seperti perhiasan tertentu dan barang seni juga sering kali diawasi dengan ketat untuk mencegah pencucian uang dan penyelundupan. Misalnya, perhiasan yang mengandung emas harus memiliki sertifikasi keaslian dan nilai. Pada 2023, pasar perhiasan global bernilai USD 340 miliar, dengan Indonesia menjadi salah satu pasar yang terus berkembang. Regulasi seperti ini penting untuk memastikan integritas perdagangan dan mencegah aktivitas ilegal.

Secara umum, pembatasan impor ini tidak hanya melindungi konsumen tetapi juga memberi dampak besar pada pola perdagangan global. Indonesia, sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, memiliki daya tarik luar biasa bagi eksportir asing. Namun, tantangan regulasi ini juga menjadi pengingat bahwa perusahaan internasional harus memahami dan mematuhi persyaratan lokal jika ingin sukses. Dengan pengawasan yang ketat, Indonesia mampu menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan pasar dan perlindungan konsumen.

Mengapa pemerintah Indonesia sangat protektif terhadap pasar lokal dan UMKM lokal sehingga menyebabkan proses impor barang dari luar negri dipersulit

Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang sangat protektif terhadap pasar lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan berbagai alasan strategis. Proteksi ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan bisnis lokal yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan lebih dari 64 juta UMKM yang berkontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, UMKM adalah sektor vital yang menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 97% angkatan kerja Indonesia. Dengan demikian, kebijakan yang mempersulit impor bertujuan untuk menjaga daya saing UMKM dari produk luar negeri yang sering kali lebih murah dan memiliki kualitas yang dianggap lebih unggul.

Pasar lokal di Indonesia sangat besar dan memiliki potensi yang terus berkembang. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu pasar konsumen terbesar di dunia. Namun, ketergantungan pada impor dapat mengganggu kestabilan pasar lokal dan menyebabkan kerugian bagi produsen dalam negeri. Sebagai contoh, pada sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), tingginya volume impor sering kali membuat UMKM sulit bersaing. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor tekstil mencapai 6,1 miliar USD pada 2022, yang menggerus pangsa pasar produsen lokal. Untuk melindungi industri ini, pemerintah memberlakukan tarif impor tinggi dan kebijakan non-tarif seperti regulasi khusus dan kuota.

Salah satu alasan utama mengapa pemerintah mempersulit impor adalah untuk menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung inovasi dan kemandirian ekonomi. Ketergantungan terhadap barang impor dapat membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi global, seperti kenaikan harga bahan baku atau hambatan logistik. Sebagai contoh, saat pandemi COVID-19, gangguan rantai pasok global menyebabkan kelangkaan barang impor tertentu, yang merugikan konsumen Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong produksi lokal melalui program substitusi impor dengan target penurunan impor sebesar 35% pada 2024. Kebijakan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap barang luar negeri tetapi juga membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk berkembang.

Trend globalisasi memang telah membuka pintu bagi produk-produk luar negeri untuk masuk ke Indonesia, tetapi tidak tanpa tantangan. Banyak produk luar negeri yang menawarkan harga lebih kompetitif karena skala ekonomi yang lebih besar dan biaya produksi yang lebih rendah. Misalnya, barang elektronik dari China sering kali lebih murah dibandingkan produk lokal, sehingga lebih menarik bagi konsumen. Namun, dominasi ini bisa menjadi ancaman bagi produsen lokal. Pemerintah, melalui regulasi impor, berusaha memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi standar tertentu yang dapat masuk ke pasar Indonesia, sehingga memberikan ruang bagi produk lokal untuk bersaing.

Dalam konteks UMKM, proteksi ini bertujuan untuk mendorong daya saing di pasar global dan meningkatkan nilai tambah produk lokal. Dengan memperkuat UMKM melalui berbagai insentif seperti pembiayaan murah, pelatihan, dan akses pasar, pemerintah berharap pelaku usaha kecil dapat tumbuh menjadi pemain regional atau bahkan global. Misalnya, produk makanan ringan Indonesia yang sebelumnya hanya bersaing di pasar domestik kini telah mulai memasuki pasar ASEAN dengan dukungan program pemerintah seperti ekspor terintegrasi.

Namun, kebijakan proteksi ini juga memiliki dampak bagi konsumen. Harga barang impor yang lebih tinggi sering kali menjadi beban bagi masyarakat, terutama untuk produk yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. Sebagai contoh, barang elektronik seperti ponsel pintar dan laptop sering kali memiliki bea masuk yang tinggi, yang secara langsung memengaruhi harga jual di pasaran. Hal ini mendorong konsumen mencari alternatif lain, seperti produk refurbished atau bekas, yang menawarkan harga lebih terjangkau.

Selain itu, kebijakan protektif ini juga berpengaruh pada hubungan perdagangan internasional Indonesia. Beberapa mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengkritik kebijakan Indonesia yang dianggap terlalu proteksionis. Namun, pemerintah berdalih bahwa langkah ini sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi inklusif yang menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama. Meski demikian, Indonesia tetap berupaya menjaga keseimbangan antara proteksi pasar lokal dan membuka peluang perdagangan internasional melalui perjanjian dagang seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Kebijakan proteksi ini juga didukung oleh tren global yang semakin mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Pemerintah melihat potensi besar dalam mendorong produk lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Misalnya, produk kerajinan berbasis rotan dan bambu dari UMKM lokal semakin diminati di pasar global, termasuk di Eropa dan Amerika. Dengan mempersulit impor produk serupa dari luar negeri, pemerintah menciptakan peluang bagi UMKM untuk memperluas pangsa pasar mereka di tingkat internasional.

Dalam jangka panjang, proteksi terhadap pasar lokal dan UMKM akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Asia Tenggara. Namun, hal ini harus diimbangi dengan kebijakan yang transparan dan efisien untuk memastikan bahwa hambatan impor tidak menciptakan ekonomi tertutup yang justru merugikan konsumen dan pelaku usaha. Dengan mengintegrasikan teknologi dalam proses perdagangan dan memperbaiki infrastruktur logistik, pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM tanpa mengorbankan kebutuhan konsumen terhadap produk impor.

Kesuksesan kebijakan ini sangat bergantung pada komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal. Jika UMKM dapat menghasilkan produk yang setara atau lebih baik dari barang impor, maka konsumen akan dengan sendirinya memilih produk dalam negeri. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan, teknologi, dan akses pasar menjadi kunci untuk mewujudkan visi ini.

Melalui kebijakan yang protektif namun strategis, Indonesia tidak hanya melindungi pasar lokal tetapi juga membangun fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mendukung UMKM, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi, pemerintah berupaya memastikan bahwa ekonomi Indonesia dapat bersaing di tengah tantangan global. Kebijakan ini, meski sering dianggap kontroversial, mencerminkan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Apa jenis barang yang memiliki pajak impor terbesar dalam proses pengiriman barang ke Indonesia via custom?

Indonesia, sebagai salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, memiliki sistem pajak impor yang sangat spesifik yang diterapkan untuk berbagai jenis barang. Barang dengan pajak impor terbesar biasanya melibatkan barang-barang mewah seperti kendaraan bermotor, produk elektronik kelas atas, dan barang-barang fesyen dari merek global. Pajak impor untuk barang-barang ini dapat mencapai 30-50% dari nilai barang, bahkan lebih tinggi jika dikenakan pajak tambahan seperti bea cukai barang mewah (PPnBM). Langkah ini diambil pemerintah untuk melindungi pasar lokal dan meningkatkan pendapatan negara. Dengan demikian, importasi barang semacam ini menjadi mahal, berdampak langsung pada harga akhir yang harus dibayar konsumen.

Dalam konteks pasar global, permintaan terhadap barang-barang seperti mobil sport, perhiasan berlian, dan barang elektronik mutakhir terus meningkat di kalangan konsumen kelas atas di Indonesia. Hal ini didorong oleh meningkatnya pendapatan kelas menengah ke atas yang mencari status sosial melalui barang-barang mewah. Namun, besarnya pajak impor untuk barang-barang ini tidak menyurutkan permintaan. Sebaliknya, perusahaan seperti Tesla, Gucci, dan Apple tetap mampu mendominasi pasar meski harga produknya di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan negara asalnya. Faktor ini menunjukkan bahwa daya beli di segmen ini masih cukup kuat.

Produk elektronik seperti smartphone dan laptop juga termasuk dalam kategori barang dengan pajak impor tinggi. Smartphone premium seperti iPhone sering kali dikenakan pajak impor tinggi hingga 20-25% dari nilai barang. Dengan tambahan biaya logistik dan pajak lainnya, harga di Indonesia bisa naik hingga 40% dibandingkan harga di Amerika Serikat. Kendati demikian, permintaan tetap tinggi, terutama di kalangan generasi muda yang mengikuti tren teknologi terbaru. Hal ini menciptakan peluang besar bagi e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee untuk menyediakan produk-produk ini, bahkan dengan opsi pembayaran cicilan untuk mempermudah konsumen.

Di sektor mode, barang-barang fesyen dari merek internasional seperti Louis Vuitton, Chanel, dan Prada juga dikenai pajak impor yang tinggi. Tas, sepatu, dan pakaian dari merek-merek ini sering kali dihargai lebih dari dua kali lipat di Indonesia dibandingkan harga di Eropa atau Amerika. Pajak ini mencakup bea masuk, PPN, serta pajak barang mewah. Meskipun mahal, permintaan tetap tinggi, khususnya dari kalangan sosialita dan selebriti. Fenomena ini mendorong munculnya jasa titip (jastip) yang memungkinkan konsumen membeli barang-barang ini langsung dari luar negeri dengan biaya yang lebih murah.

Barang otomotif, khususnya mobil dan motor mewah, menjadi kategori dengan beban pajak impor tertinggi. Mobil seperti Mercedes-Benz, BMW, atau Lamborghini dapat dikenakan pajak hingga 125% dari nilai barang, termasuk bea masuk, PPN, dan PPnBM. Tingginya biaya ini tidak hanya memengaruhi konsumen individu tetapi juga perusahaan yang membutuhkan kendaraan khusus untuk operasionalnya. Pasar otomotif mewah di Indonesia berkembang pesat, dengan jumlah pembelian tetap stabil meskipun harga meningkat signifikan. Perusahaan global terus memasuki pasar ini karena melihat potensi besar dalam segmen pelanggan premium di Indonesia.

Barang kesehatan seperti suplemen, vitamin, dan alat medis juga memiliki pajak impor yang signifikan, terutama jika termasuk dalam kategori produk premium. Permintaan terhadap barang ini meningkat drastis selama pandemi COVID-19, dengan konsumen mencari produk berkualitas tinggi dari luar negeri. Misalnya, suplemen dari merek seperti iHerb atau alat medis canggih dari Amerika Serikat sering kali dikenai pajak tinggi yang mencakup bea masuk, PPN, dan pajak tambahan berdasarkan nilai barang. Meski begitu, konsumen tetap bersedia membayar lebih demi mendapatkan produk yang mereka anggap lebih andal dan efektif.

Tren barang-barang mewah yang dikenakan pajak impor tinggi tidak hanya mencerminkan perubahan gaya hidup tetapi juga menunjukkan bagaimana Indonesia menjadi pasar penting dalam rantai pasok global. Dengan meningkatnya akses internet dan platform e-commerce, konsumen Indonesia kini memiliki lebih banyak pilihan untuk membeli barang dari luar negeri. Namun, besarnya pajak impor sering kali menjadi hambatan, memaksa konsumen mencari alternatif seperti membeli barang melalui transit di Singapura atau menggunakan layanan kurir khusus yang menawarkan biaya lebih rendah.

Dampak dari pajak impor yang tinggi ini dirasakan tidak hanya oleh konsumen tetapi juga oleh perusahaan internasional. Banyak perusahaan global harus menyesuaikan strategi mereka untuk tetap kompetitif di pasar Indonesia. Beberapa memilih untuk mendirikan pabrik lokal guna mengurangi biaya pajak impor, sementara yang lain menawarkan produk edisi khusus yang hanya tersedia di Indonesia dengan harga lebih bersaing. Strategi ini memungkinkan mereka tetap relevan meskipun menghadapi tantangan regulasi.

Pada akhirnya, pajak impor yang tinggi pada barang-barang tertentu di Indonesia menciptakan dinamika unik antara konsumen, pemerintah, dan perusahaan internasional. Sementara konsumen terus mencari cara untuk mengakses produk dengan harga lebih terjangkau, pemerintah tetap berusaha melindungi pasar lokal dan meningkatkan pendapatan melalui kebijakan pajak yang ketat. Hal ini menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem perdagangan global.

Mengapa Anda harus mengirim dengan SindoShipping dan bagaimana perusahaan kami dapat membantu Anda dan bisnis Anda dalam mengirim barang dan produk Anda ke Indonesia?

Visi perusahaan kami adalah untuk membantu perusahaan di seluruh dunia agar dapat mengekspor produk mereka ke Indonesia dengan mudah dan memperluas pasar mereka secara global, terutama di Asia Tenggara. Indonesia adalah pasar internet terdepan dan ekonomi terbesar di kawasan ini, dan kami ingin mempermudah proses impor ke negara ini. Kami juga ingin membantu jutaan orang Indonesia untuk mengakses produk dari seluruh dunia melalui sistem pengiriman yang efektif.

Dengan dokumentasi dan perantara yang tepat, kami dapat membantu pelanggan kami mengirim beberapa kategori barang yang memiliki batasan terbatas ke Indonesia tanpa masalah langsung ke alamat pelanggan. Kami memahami proses dan regulasi impor, termasuk proses perpajakan impor.

SindoShipping telah mengkhususkan diri dalam pengiriman barang elektronik, produk teknologi tinggi, kosmetik, barang mewah, mainan, suplemen dan vitamin, fashion, tas dan sepatu, serta obat tradisional ke Indonesia sejak tahun 2014. Kami menawarkan akurasi pengiriman yang tinggi dan pelacakan langsung yang tersedia selama pengiriman lintas batas sehingga pelanggan dapat merasa aman dan nyaman dengan pengiriman mereka. Hubungi kami sekarang untuk detail lebih lanjut di 6282144690546 dan kunjungi situs kami di sindoshipping.com.

Blog

The blog is inspired by the luxury brand world knowledge and the information about shipping goods to Indonesia. With our expertise of shipping and the product knowledge, rest assured that your shipping are in the good hands.